Peranan Berpikir Logis Dalam Kegiatan Menulis Ilmiah
Manusia dianugerahi oleh Tuhan beupa akal. Akal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Dengan akal manusia dapat berpikir, berimajinaasi bahkan berlogika. Akal sering diidentikkan dengan otak, padahal antara otak dan akal adalah dua hal yang berbeda. Akal adalah sesuatu yang abstrak, absurb (tidak jelas), sedangkan otak adalah sesuatu yang konkret dan dapat dilihat.
Peranan berfikir logis adalah hal yang utama dalam membuat penulisan ilmiah, karena penulisan ilmiah dibuat dengan tujuan untuk melatih para mahasiswa untuk dapat menguraikan dan membahas suatu permasalahan secara ilmiah dan dapat menuangkannya secara teoritis, jelas dan sistematis.
“Grammatical context is based upon and presupposes logical context, which is a certain connection and cohesion between the various parts of a composition, according to the laws of correct thinking”. Kalimat tersebut kurang lebih dapat diartikan bahwa dalam konteks gramatikal yang berdasarkan pada konteks logis, merupakan koneksi dan kohesi tertentu antara berbagai macam bagian sebuah karangan (fakta) menurut aturan berpikir logis. Jadi, ada hubungan dan kohesi menurut aturan berpikir yang logis.
Dalam hal ini suatu pemikiran ilmiah pasti akan bersangkutan dengan logika. Demikian pula sejarah sebagai sesuatu yang ilmiah dapat dikaji dengan logika, karena sejarah bukan mitos ataupun metafisika. Berpikir logis sangat diperlukan dalam logika sejarah agar sejarawan tidak sekedar mengetahui melainkan dapat mengungkapkan dengan jelas dan cermat pengetahuan yang telah diperoleh dari fakta-fakta.
Berpikir ilmiah menjadi titik tolak karya ilmiah dan perkembangan kegiatan ilmiah yang didalamnya memuat proses berpikir ilmiah. Dalam proses berpikir ilmiah, terdapat dua logika yang memiliki pola berbeda, yaitu logika berpikir deduktif dan induktif.
Berpikir induktif merupakan satu langkah pengambilan kesimpulan yang dimulai dari fakta khusus menuju kesimpulan bersifat umum. Langkah berpikir induktif dimulai dari pengamatan lapangan, penyusunan hasil pengamatan, pengujian data, dan penarikan kesimpulann. Pengujian hipotesis tidak melalui pengkajian teori akan tetapi melalui kajian data lapangan.
Peranan berfikir logis dituangkan dalam penulisan ilmiah pada bagian Bab 1 latar belakang masalah dimana topic yang diambil mempunyai suatu permasalahan yang sedang diteliti dan harus dipecahkan, setelah itu ada bagian batasan masalah dimana menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam memecahkan masalah yang telah dijelaskan pada bagian latar belakang masalah, serta bagian tujuan penulisan yang menjelaskan tentang tujuan masalah tersebut untuk dipecahkan.
Selain dalam Bab pertama berfikir secara logis pun kembali berperan dalam Bab ke dua hingga selesai. Sehingga kita mampu menyelesaikan tugas penulisan ilmiah itu secara logis / tidak hanya berdasarkan cerita, tetapi dapat dibuktikan kebenarannya.
Posting by : Teguh Prasetyo H
Kelas: 3 KA 16
NPM: 11107669
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar